Senin, 04 Januari 2010

BELAJAR DI USIA TUA BAGAI MENGUKIR DIATAS BATU

Mukadimah
Segalapujihanyalahmilik Allah.Kita memuji, memohonpertolongan, danmemintaampunankepada-Nya.Kita jugaberlindungkepada-Nyadarikejahatandirikitadankejelekanperbuatankita.DewasainihampirsemuainstansipendidikansetingkatSekolahMenengahPertama(SMP) danSekolahMenengahAtas (SMA) akanmenggunakanbahasaInggrissebagaibahasapengantardalam proses belajarmengajar (KBM).
Makadariitu,para guru sebagaitenagapengajarharusmenggunakanbahasainggrissebagaipengantardalam proses KBM. Akan tetapimasihbanyak guru yang bahkantidaksamasekalibisaberbahasaInggriskecuali guru matapelajaranbahasaInggris. MerekadiharuskanmengikutibimbinganbahasaInggris yang disediakanolehsekolah yang bersangkutan.
Namun,semuaitumemilikibeberapakonsekuensi, sepertikarenausia yang sudahtidakmudalagimembuatpara guru menjadilebihsulituntukmenerimapelajaran. Apa yang barusaja guru bahasainggrismerekaajarkanmerekakurang bisamenangkap pelajaan tersebut dengan baik. Mungkinmemangadapepatah yang berujar “tidakada yang kata terlambatuntukmempelajarisesuatu yang baik”, tetapimenurutpengakuanpara guru yang belajarbahasainggis, merekamerasakankesulitan.
Maka dari itu seharusnya dicarikan solusi yang lebih baik agar para guru bisa melaksanakan KBM dikelas dengan bahasa Inggris sebagai pengantarnya. Seperti menyediakan buku pelajaran dengan bahasa Inggris sebagai pengantarnya. Saat ini kebanyakan buku pelajaran di SMP atau SMA masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya.


I. Bahasa Inggris sebagai Bahasa Pengantar KBM

Untuk menyongsong masa ekonomi global yang akan terjadi beberapa saat lagi, dinas pendidikan di DKI Jakarta mulai mewajibkan sekolah seingkat SMP dan SMA didaerahnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar didalam KBM. Maka dari itu, kecuali guru mata pelajaran bahasa Inggris semua guru yang mengajar dikelas harus dibekali skill belajar bahasa Inggris.
Maka dari itu hampir semua sekolah mengadakan kursus bahasa Inggris bagi para tenaga pengajar mereka. Sekolah-sekolah tersebut banyak yang bekerja sama dengan lembaga kursus bahasa Inggris seperti LIA, EF, LPIA, ILP, dll. Sekolah banyak bekerja sama dengan lembaga kursus karena memang dilembaga kursus memiliki kurikulum, sehingga para guru bisa belajar dengan metode yang benar.
Biasanya kursus tersebut diadakan pada hari sekolah setelah jam pelajaran disekolah habis. Karena umumnya jam belajar disekolah sampai jam 4 sore, maka mereka mulai belajar jam setengah lima sore sampai selesai. Sebenarnya ada beberapa guru yang mengeluhkan padatnya jadwal mereka dan waktu yang kurang bersahabat. Karena kebanyakan dari mereka sudah berkeluaga dan banyak memiliki urusan lain dirumah.
Progam kursus tersebut biasanya berjangka waktu satu semester. Para guru diajarkan simple ways to learn english, bagaimana cara mengajarkan murid mereka dengan menggunakan bahasa Inggis sebagai pengantarnya. Sebenarnya progam kursus ini memberikan banyak manfaat bagi para guru, diantaranya belajar bahasa Inggis tanpa dipungut biaya, dan mereka dapat menguasai tidak hanya mata pelajraan yang mereka ajarkan tetapi ditambah bahasa Inggris.

I.1. Masalah yang dihadapi
Suatu perubahan pasti memiliki konsekuensi, dalam kasus ini ternyata paa guru merasa kesulitan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh pengajar dari lembaga kursus. Sebenarnya metode pengajaran yang diberikan sama saja dengan yang lembaga kursus biasa terapkan dikelas untuk para muridnya. Tetapi mungkin karena usia yang sudah tidak muda lagi yang membuat mereka kesulitan dalam menerima pelajaran yang diajarkan kepada mereka.
Beberapa ada yang mengaku mereka agak kesulitan dalam pengucapan dalam bahasa Inggris atau pronounciation., beberapa sama sekali tidak memahami apa yang baru saja dijelaskan oleh pengajar mereka. Mereka mengaku mereka sulit mengingat apa yang baru saja mereka pelajari.
Menurut beberapa pakar seperti Eric H. Lennenberg, ahlineurologi, berpendapatbahwasebelummasapubertas, dayapikir (otak) anaklebihlentur.Makanya, ialebihmudahbelajarbahasa. Sedangkansesudahnyaakanmakinberkurangdanpencapaiannya pun tidakmaksimal. Begitu juga menurut Dr. BambangKaswantiPurwo, ketua Program StudiLinguistikTerapanBahasaInggris, UniversitasKatolikAtma Jaya, Jakarta, dalamtulisannyaPangajaranBahasaInggris di SD dan SMTP, menyebutbahwausia 6 – 12 tahun, merupakanmasaemasatau paling ideal untukbelajarbahasaselainbahasaibu (bahasapertama). Alasannya, otakanakmasihplastisdanlentur, sehingga proses penyerapanbahasalebihmulus.
Lagi pula dayapenyerapanbahasapadaanakberfungsisecaraotomatis.Cukupdenganpemajanandiri (self-exposure) padabahasatertentu, misalnyaiatinggal di suatulingkungan yang berbahasa lain daribahasaibunya, denganmudahanakakandapatmenguasaibahasaitu. Masaemasitusudahtidakdimilikioleh orang dewasa.
Namun, bukanberarti orang dewasatidakmampumenguasaibahasakedua (bahasaasing).Lennebergmengemukakan, orang dewasadenganinteligensia rata-rata pun mampumempelajaribahasakeduaselewatusia 20 tahun. Bahkanada yang mampubelajarberkomunikasibahasaasingpadausia 40 tahun.
Kenyataanitutidaklahbertentangandenganhipotesismengenaibatasanusiauntukpenguasaanbahasakarenapenataanbahasapadaotaksudahterbentukpadamasakanak-kanak. Hanyasajalewatmasapubertasterjadi “hambatanpembelajaranbahasa” (language learning blocks). “Jadi, maklumbilabelajarbahasaselewatmasapubertas, justrulebih repot daripadaketikausia lima belasatau lima tahun,” ujarBambang.
II. Penutup
Sebenarnya program kursus bahasa inggris bagi para guru SMP dan SMA adalah bagus. Karena dapat meningkatkan kemampuan guru, mereka bukan hanya menguasai mata pelajaran yang mereka ajarkan tetapi juga pelajaran bahasa Inggris. Akan tetapi bebeap dari mereka ada yang mangeluh sulitnya belajar bahasa Inggris bagi mereka. Beberapa beralasan bahwa usia mereka yang tidak muda lagi menyebabkan mereka sulit menerima pelajaan yang diberikan.
III. Referensi
Whandi.Kapan Anak Belajar Bahasa Inggris ?.tersedia: http://whandi.net/2009/10/e-dukasi/kapan-anak-belajar-bahasa-inggris.html


MUHAMMAD AWALUDDIN KAMIL (0905970)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar