Senin, 04 Januari 2010

Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Menghadapi Kehidupan Global= PENTING!

“One, two, three, four, five, …”
“This is apple. There are three cats”
“Twinkle twinkle little star. How I wonder what you are ..”
“Are you sleeping, are you sleeping? Brother John, Brother John …”

Ingatan Anda pasti akan langsung melayang ke belakang, ke zaman saat Anda masih duduk di kursi TK yang berwarna-warni atau saat masih menggunakan seragam merah-putih setelah Anda membaca kalimat-kalimat di atas. Ya, kalimat-kalimat di atas adalah sedikit contoh pembelajaran bahasa Inggris bagi anak TK atau SD.
Seperti kita ketahui, bahasa Inggris adalah bahasa asing yang pertama kali diajarkan sejak SD atau mungkin sejak TK. Bahkan di zaman modern ini, bahasa Inggris sudah diajarkan kepada bayi yang masih berada dalam kandungan melalui musik dan dongeng berbahasa Inggris yang dinyanyikan dan dibacakan oleh sang ibu. Hal diatas menjadi bukti bahwa bahasa Inggris sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai. Bukan berarti melupakan bahasa daerah dan bahasa nasional, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa Inggris sudah sangat mendunia saat ini. Namun, seberapa penting kita harus belajar bahasa Inggris?

Bahasa Inggris, Bahasa Persatuan Internasional
Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi manusia untuk bersosialisasi. Di zaman internet seperti ini, sosialisasi yang hanya mencakup wilayah nasional tidaklah cukup. Manusia yang punya naluri tidak pernah puas dan rasa ingin tahu yang tinggi butuh berkomunikasi dengan orang-orang dari luar negeri. Bahasa Inggris merupakan solusi agar terciptanya kesatuan. Istilahnya, Bahasa Inggris menjadi ‘bahasa persatuan internasional’, dimana semua orang dari segala negara dapat berkomunikasi dengan satu
bahasa yang netral dan dimengerti. Berikut ini adalah alasan mengapa bahasa Inggris menjadi bahasa internasional :
1. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang banyak digunakan yang tersebar di berbagai belahan negara. Menurut Braj Kachru ada penyebarannya bisa dibagi tiga bagian, yaitu :
 Inner Circle, negara-negara yang memiliki basis bahasa Inggris secara tradisi seperti Inggris, Irlandia, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, sebagian kepulauan Karibia, dan beberapa populasi di Kanada.
 Outer Circle, adalah negara-negara yang secara historis memiliki hubungan dengan bangsa Inggris dalam bentuk kolonialisasi (Commonwealth of Nations) ataupun pengaruh lain. Negara-negara tersebut antara lain India, Pakistan, Nigeria, Filipina, Singapura, dan Hongkong.
 Expanding Circle, negara lain yang bukan negara berbahasa Inggris secara tradisi dan juga bukan negara jajahan Inggris, namun menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan.
2. Alasan strategis dan politis, karena negara-negara inner circle tersebut kebanyakan merupakan negara-negara yang memiliki tingkat pendapatan yang lebih besar dari negara lain, sehingga tentu saja bargaining position mereka lebih besar ketimbang yang lain.
Alasan-alasan tersebut mungkin berhasil menjawab pertanyaan di benak kita, “mengapa bahasa Inggris dapat menjadi bahasa yang digunakan oleh milyaran orang di dunia?”. Tentu saja, karena negara-negara yang sejak zaman nenek moyangnya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya ini telah puluhan bahkan ratusan tahun menjadi negara adikuasa dan memberikan banyak pengaruh terhadap negara-negara lain di dunia. Crystal mengatakan, status bahasa internasional :

”Has little to do with the number of people who speak it. It is much more to do with who those speakers are” (1997: 5).

“Sedikit yang bisa dilakukan dengan sedikitnya pengguna bahasa tersebut. Banyak yang bisa dilakukan dengan banyaknya pengguna bahasa tersebut” (1997: 5).

Jadi, suatu bahasa disebut sebagai bahasa internasional dilihat dari jumlah pemakai yang banyak. Crystal (1997) menyatakan, jumlah pemakai bahasa Inggris kini diperkirakan mencapai 1.680 juta orang.
Bahasa Inggris memberikan pengaruh yang luar biasa besar bagi kehidupan kita. Di bidang teknologi, media-media elektronik seperti situs internet atau bahkan komputer, ponsel, dan pemutar lagu (mp3) menggunakan perintah atau cara pemakaian berbahasa Inggris. Di bidang diplomatik, presiden Indonesia dan presiden Amerika atau presiden dari negara lain berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris untuk membuat suatu kerjasama politik atau hanya untuk mempererat persahabatan antar kedua negara. Di bidang pariwisata, turis asing yang mengunjungi Indonesia saat ingin menanyakan jalan atau tempat perbelanjaan tentu mereka menggunakan bahasa Inggris. Di sini kita menyadari bahwa kemampuan berbahasa Inggris tidak hanya merupakan kewajiban bagi pemandu wisata, tetapi juga pramuniaga toko di Pasar Seni Sukowati sampai tukang becak di Malioboro pun harus mampu berbahasa Inggris!
Selain itu, musik dan film Barat begitu intens menyerbu bioskop, televisi, radio, dan media massa lainya. Namun, apakah kita tidak dapat menonton film dan mendengarkan musik dengan nyaman bila tidak ada teksnya? Satu-satunya cara adalah mempelajari bahasa Inggris agar kita dapat mengerti makna musik dan film yang kita dengar dan kita tonton. Tidak hanya di bidang musik dan film saja, buku berbahasa Inggris pun kini mulai memenuhi toko buku. Agar kita mendapat banyak wawasan dari buku tersebut, tentu kita harus mengerti apa yang dituliskan di buku tersebut. Selain itu, majalah besar seperti Newsweek, Time, Vogue, Bazaar, People, Life, National Geographic, MacWorld, dan lainnya ditulis dan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Koran seperti Washington Post, New York Times, Wall Street Journal, dan Sun juga terbit dengan bahasa Inggris. Website populer di dunia internet seperti Yahoo, Google, Wikipedia, Amazon, YouTube, dan Reuters pun berbahasa Inggris. Acara televisi populer di seluruh dunia seperti F1, MotoGP, World Cup, Champions, American Idol, 24, CSI, MacGyver, dan lainnya disajikan dengan bahasa pengantar Inggris. Stasiun televisi terkenal di dunia juga disiarkan dalam bahasa Inggris, seperti CNN, BBC, NBC, Discovery, National Geographic, Animal Planet, ESPN, dan HBO. Begitu tak terhitung banyaknya ilmu dan wawasan di bidang eksak maupun sosial yang dapat kita peroleh dari berbagai media tersebut jika kita mengerti bahasa Inggris.

Bahasa Inggris sebagai Simbol Gengsi
Kini bahasa Inggris sudah menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya bagi warga kota metropolitan. Bagi orang-orang yang juga ingin pamer bahasa Inggris namun kemampuan berbahasa Inggrisnya minim, barangkali belajar di tempat kursus bahasa Inggris yang sudah menjamur di hampir seluruh pelosok wilayah Indonesia dapat menjadi solusi. Tak hanya tempat kursus bahasa Inggris yang kini sudah banyak berceceran di berbagai kota di Indonesia, tetapi juga sekolah bertaraf internasional dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari banyak bermunculan. Selain biaya mahal yang ditawarkan, pengaplikasian bahasa Inggris dapat memberikan kesan kepada masyarakat bahwa sekolah tersebut memang bagus, berkualitas tinggi, dan tentunya bergengsi.
Dalam dunia pekerjaan, seorang pelamar mendapat nilai plus bila dalam CV-nya menyatakan bila dirinya menguasai bahasa Inggris. Tidak menutup kemungkinan seseorang dapat naik jabatan bila ia dapat menguasai bahasa Inggris. Ada kemungkinan di balik itu terselip rasa gengsi dan adanya kesempatan untuk dipandang hormat oleh rekan kerja selain memang adanya tuntutan profesi.
Namun, ada kalanya seseorang yang kemampuan bahasa Inggrisnya pas-pasan berbicara bahasa Inggris seolah dirinya adalah seorang profesional, hanya untuk mendapat perhatian orang lain. Penulis memiliki sebuah kisah lucu yang sebenarnya merupakan pengalaman dari teman penulis. Ada seorang gadis, anak SMP, yang menulis bahasa Inggris di Twitter dengan tata bahasa yang kacau dan aneh. Bahkan yang lebih parah adalah ia mengajak seorang penyanyi dari luar negeri mengobrol dengan menggunakan bahasa Inggrisnya yang ajaib tersebut. Mungkin keberanian dan semangat berbahasa Inggris yang dimilikinya patut kita acungi jempol, namun itu tetap saja menjadi suatu hal yang memalukan dan akan menjadi bahan tertawaan bagi orang yang membacanya. Setuju, tidak?

Bukan Hanya Tugas Guru Bahasa Inggris
Bahasa Inggris ternyata mau tak mau memang harus kita kuasai. Prof. Dr. A. Chaedar Alwasilah, MA. menyatakan :

“Diakui atau tidak, bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional, bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, hendaknya dapat dikuasai secara baik, secara lisan maupun tulisan”.

Bahasa Inggris memang harus dipelajari dan dikuasai secara keseluruhan. Kita harus mampu membaca (reading), menulis (writing), mendengar (listening), dan mengucapkan (speaking) dengan baik.
Selain itu, beliau juga menyatakan :

“Banyak langkah urgen yang harus dilakukan agar bisa berkompetisi dalam era global. Hal-hal mendasar dan krusial hendaknya menjadi prioritas untuk dalam rangka memperbaharui sistem yang telah ada. Tersedianya perangkat pembelajaran yang memadai, kurikulum pendidikan yang teruji, SDM yang berkualitas, dana yang cukup adalah sebilangan hal-hal krusial yang harus segera diatasi”.

Dalam hal ini, saya sependapat dengan beliau karena pada dasarnya memajukan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia tidak semudah menjentikkan jari. Namun, saya berpikir alangkah akan lebih mudah jika semua orang yang dapat berbahasa Inggris membagikan ilmu yang dimilikinya kepada orang-orang di sekitarnya seperti orang tua, kakak, adik, teman, atau bahkan pacar. Suatu ilmu yang diajarkan oleh orang terdekat biasanya lebih mudah diserap dan dimengerti karena situasi belajar lebih rileks. Percaya atau tidak, hal tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak. Bukankah jika kita memberikan suatu ilmu kepada orang lain, justru ilmu kita akan semakin bertambah?

Bahasa Inggris, Penuntun dalam Komunikasi Global
Banyak bukti yang sudah penulis berikan bahwa pendidikan bahasa Inggris kini sudah menjadi hal yang sangat penting. Tidak hanya berguna untuk kehidupan formal seperti pekerjaan dan sekolah, tetapi juga untuk kehidupan nonformal seperti hiburan. Kini zaman sudah berubah dan kita tidak dapat menutup diri dari globalisasi, persaingan yang ketat, dan kemajuan teknologi yang menuntut kita untuk dapat menggunakan bahasa Inggris. Betapa butuhnya masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan bahasa Inggris dan hal tersebut sudah terpampang jelas di hadapan kita. Jangan sampai masyarakat Indonesia seperti katak dalam tempurung yang buta-tuli soal berbagai informasi di luar negaranya. Setidaknya jika kita ditanya oleh turis asing di jalan, dimana mereka bisa membeli celana jeans, kita dapat menjawabnya dengan bahasa yang mereka mengerti. Tidak hanya sekedar mengangguk atau menggelengkan kepala, atau yang lebih parah hanya dapat terbengong-bengong!

Referensi
Alwasilah, Prof. Dr. A. Chaedar, M.A. 2008. Perspektif Pendidikan Bahasa
Inggris di Indonesia dalam Konteks Persaingan Global. Bandung, C.V. Andira. [online]. Tersedia:http://www.facebook.com. [23 Oktober 2009]
Dardjowidjojo, Soenjono. 2009. Bahasa Internasional : Berkaca pada Bahasa
Inggris. [online]. Tersedia:http://cabiklunik.blogspot.com. [23 Oktober 2009]
Rahadian, Rudi. 2009. Ada Apa dengan Bahasa Inggris?. [on line]. Tersedia :
http://blog.idurologi.com. [23 Oktober 2009]
Sibuea, Todo. 2009. Alasan di Balik Pentingnya Bahasa Inggris. [on line].
Tersedia : http://todoeducare.posterous.com. [23 Oktober 2009]



Oleh FEBBY FEBRIANI ANNISA 0906743

Tidak ada komentar:

Posting Komentar